Selasa, 30 Desember 2014

MENERIMA ROH KUDUS



..... “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu percaya?” ....... (ay. 2) Kisah 19:1-12 (KK)

MENERIMA ROH KUDUS
Pengantar
Setiap kali diakhir ibadah maupun kebaktian selalu diakhiri dengan ucapan berkat. Setiap orang diberkati dalam tiga nama yang esa: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan. Bahkan ada yang menerima ucapan berkat secara khusus dalam kebaktian tertentu seperti baptis, sidi atau  nikah dll. Oleh karena itu dalam diri setiap kita terdapat Allah dan karya-Nya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Penjelasan Teks
Perikop ini menceritakan tentang kedatangan Paulus di Efesus dan apa yang ia lakukan. Ay 1-7: berisi hal yang dilakukan oleh Paulus berhubungan dengan Roh Kudus. Ia bertanya tentang Roh Kudus dan orang percaya di Efesus belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus (ay. 2). Padahal kalau mereka telah percaya kepada Allah maka seharusnya kepada mereka telah diberitakan tentang Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tentang Roh Kudus mereka sama sekali belum pernah mendengar (ay. 2). Oleh karena itu, Paulus mulai mengarahkan mereka untuk menerima Roh Kudus. Rupanya mereka telah menerima baptisan Yohanes. Dalam dasar baptisan Yohanes itu Paulus mengarahkan untuk menerima baptisan dalam nama Yesus. Baptisan Yohanes adalah baptisan tanda pertobatan. Baptisan dalam nama Yesus menunjukkan tanda kepercayaan kepada Yesus yang datang setelah Yohanes. Setelah baptisan dalam nama Yesus, Paulus menumpangkan tangan atas kira-kira 12 orang Efesus dan mereka menerima Roh Kudus. Roh Kudus tercurah dan mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Lengkaplah sudah penggenalan orang Efesus tentang Allah. Allah bukan hanya di kenal sebagai Bapa dan Anak, tetapi juga Roh Kudus. Allah tidak lagi hadir secara fisik dalam diri Yesus Kristus, tetapi hadir dalam Roh-Nya yang menggerakan untuk melakukan kehendak Allah.
            Ayat 8-12 berisi kegiatan yang dilakukan oleh Paulus dalam pelayanannya di Efesus. Selama tiga bulan Paulus melakukan perkunjungan dan mengajar di rumah-rumah ibadah dan selama dua tahun, setiap hari, ia berbicara di ruang kuliah Tiranus. Ketekunan dan pengajaran Paulus membuat banyak penduduk Asia mendengar Firman Tuhan ddan banayk mujizat dilakukan oleh Allah melalui perantaraan Paulus. Allah yang berkarya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus hadir dan menyertai dalam perjalanan pelayanan Paulus.

Penerapan
Setiap waktu Allah menyertai kita (Imanuel). Penyertaaan itu berwujud dalam karya Allah sebagai Bapa, Anak dan roh Kudus. Kita selalu memohon untuk diberkati dalam ketiga nama yang esa ini. Kita percaya Allah hadir di dalam kita melalui Roh-Nya. Di dalam Roh Kudus, kita merasakan kehadiran Allah sebagai Bapa dan Anak dan sebaliknya. Ketiga-Nya tidak dapat dipisahkan. Allah berkarya dalam Roh-Nya. Apakah yang dapat terjadi bila seseorang menerima Roh Kudus? Pertama: berkata-kata dalam bahasa roh. Bahasa roh: bahasa yang diketahui dan dimengerti (bnd. Kis. 2:4,8). Karena itu, kita dapat mengatakan bahwa ketika Paulus menumpangkan tangan dan kira-kira 12 orang orang menerima Roh Kudus, mereka berkata-kata dalam bahasa yang dikenal dan dimengerti oleh orang-orang sekitar. Bahasa yang tidak dimengerti akan menimbulkan kebingungan. Ini akan berakibat pada tindakan yang harus dilakukan sehubungan dengan bahasa roh itu. Bahasa roh harus menjadi bahasa berkat, bukan bahasa kekacauan.
            Kedua, bernubuat. Bernubuat artinya berbicara tentang sesuatu yang akan terjadi nanti dan akibatnya. Oleh karena itu, ketika Paulus menumpangkan tangannya, kira-kira dua belas orang yang menerima Roh Kudus berbicara tentang masa depan. Tetapi masa depan itu dapat terjadi, jika dimulai dari masa kini. Bernubuat tentang masa depan kebaikan, maka, buatlah kebaikan dari masa kini. Kalau berkata tentang masa depan yang penuh kejahatan, maka pastilah kejahatan itu dibiarkan terjadi dari masa kini.

Penutup
Terimalah Roh kudus yang berkarya dalam hidup kita. Terimalah dalam kepercayaan bahwa Allah yang Tritunggal berkarya melalui Roh-Nya untuk berkata-kata dalam bahasa berkat. Bahasa yang menuntun kepada kebenaran. Roh Kudus membuat kita untuk menjalani kehidupan masa kini yang berkenan kepada Allah sehingga di masa depan kita terus hidup dalam kemuliaan-Nya. (yhb)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa (ay. 20 )Markus 2:18-22 (PA)

PUASA
Puasa adalah salah satu kebiasaan warga jemaat yang sering kita jumpai, walaupun itu bukanlah sesuatu yang diwajibkan. Ini hanya dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu dalam waktu-waktu tertentu. Puasa yang sering dilakukan adalah untuk menggumuli sesuatu persoalan dan diharapkan dapat ditemukan jalan keluarnya. Apakah kita termasuk yang sering berpuasa?
“Mempelai laki-laki masih bersama dengan sahabat-sahabat-Nya dan karena itu mereka tidak dapat berpuasa”. Itulah inti jawaban Yesus kepada orang-orang yang bertanya kepada-Nya tentang puasa yang dilakukan oleh murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi. Seharusnya mereka berpuasa, tetapi bagi Yesus, puasa dapat dilakukan jika mempelai tidak ada lagi. Puasa memiliki pengertian untuk merendahkan diri, bukan sekedar tidak makan. Allah yang merendahkan diri, sementara hadir dalam diri Yesus (bnd. Fil. 2:5-11). Allah yang merendahkan diri memancarkan kemuliaan bagi sahabat-sahabat-Nya. Puasa yang dilakukan adalah merendahkan diri untuk tetap hidup dalam kemuliaan Allah sambil menantikan kedatangan mempelai. Sebagai mempelai perempuan, kita sementara menantikan mempelai laki-laki. Kita menantikan kedatangan Kristus. Berpuasalah. Kita sementara hidup dalam kemuliaan Allah. Waktu-waktu yang kita lalui adalah waktu rahmat Tuhan. Nikmati saat-saat itu dalam kerendahan hati.
Pertanyaan untuk direnungkan:
1.      Apakah arti puasa bagi kita?
2.      Masihkah kita hidup dengan memancarkan kemuliaan Tuhan?
3.      Apakah kita tetap hidup dalam kerendahan hati? (yhb)

Tidak ada komentar: