.....
“Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu percaya?” ....... (ay. 2) Kisah 19:1-12 (KK)
MENERIMA ROH KUDUS
Pengantar
Setiap kali diakhir
ibadah maupun kebaktian selalu diakhiri dengan ucapan berkat. Setiap orang
diberkati dalam tiga nama yang esa: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Sebuah kesatuan
yang tidak terpisahkan. Bahkan ada yang menerima ucapan berkat secara khusus
dalam kebaktian tertentu seperti baptis, sidi atau nikah dll. Oleh karena itu dalam diri setiap
kita terdapat Allah dan karya-Nya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Penjelasan Teks
Perikop ini
menceritakan tentang kedatangan Paulus di Efesus dan apa yang ia lakukan. Ay
1-7: berisi hal yang dilakukan oleh Paulus berhubungan dengan Roh Kudus. Ia bertanya
tentang Roh Kudus dan orang percaya di Efesus belum pernah mendengar bahwa ada
Roh Kudus (ay. 2). Padahal kalau mereka telah percaya kepada Allah maka
seharusnya kepada mereka telah diberitakan tentang Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tentang
Roh Kudus mereka sama sekali belum pernah mendengar (ay. 2). Oleh karena itu,
Paulus mulai mengarahkan mereka untuk menerima Roh Kudus. Rupanya mereka telah
menerima baptisan Yohanes. Dalam dasar baptisan Yohanes itu Paulus mengarahkan
untuk menerima baptisan dalam nama Yesus. Baptisan Yohanes adalah baptisan
tanda pertobatan. Baptisan dalam nama Yesus menunjukkan tanda kepercayaan
kepada Yesus yang datang setelah Yohanes. Setelah baptisan dalam nama Yesus,
Paulus menumpangkan tangan atas kira-kira 12 orang Efesus dan mereka menerima
Roh Kudus. Roh Kudus tercurah dan mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
Lengkaplah sudah penggenalan orang Efesus tentang Allah. Allah bukan hanya di
kenal sebagai Bapa dan Anak, tetapi juga Roh Kudus. Allah tidak lagi hadir
secara fisik dalam diri Yesus Kristus, tetapi hadir dalam Roh-Nya yang
menggerakan untuk melakukan kehendak Allah.
Ayat 8-12 berisi kegiatan yang
dilakukan oleh Paulus dalam pelayanannya di Efesus. Selama tiga bulan Paulus
melakukan perkunjungan dan mengajar di rumah-rumah ibadah dan selama dua tahun,
setiap hari, ia berbicara di ruang kuliah Tiranus. Ketekunan dan pengajaran
Paulus membuat banyak penduduk Asia mendengar Firman Tuhan ddan banayk mujizat
dilakukan oleh Allah melalui perantaraan Paulus. Allah yang berkarya sebagai
Bapa, Anak dan Roh Kudus hadir dan menyertai dalam perjalanan pelayanan Paulus.
Penerapan
Setiap waktu Allah
menyertai kita (Imanuel). Penyertaaan itu berwujud dalam karya Allah sebagai
Bapa, Anak dan roh Kudus. Kita selalu memohon untuk diberkati dalam ketiga nama
yang esa ini. Kita percaya Allah hadir di dalam kita melalui Roh-Nya. Di dalam
Roh Kudus, kita merasakan kehadiran Allah sebagai Bapa dan Anak dan sebaliknya.
Ketiga-Nya tidak dapat dipisahkan. Allah berkarya dalam Roh-Nya. Apakah yang
dapat terjadi bila seseorang menerima Roh Kudus? Pertama: berkata-kata dalam bahasa roh. Bahasa roh: bahasa yang
diketahui dan dimengerti (bnd. Kis. 2:4,8). Karena itu, kita dapat mengatakan
bahwa ketika Paulus menumpangkan tangan dan kira-kira 12 orang orang menerima
Roh Kudus, mereka berkata-kata dalam bahasa yang dikenal dan dimengerti oleh
orang-orang sekitar. Bahasa yang tidak dimengerti akan menimbulkan kebingungan.
Ini akan berakibat pada tindakan yang harus dilakukan sehubungan dengan bahasa
roh itu. Bahasa roh harus menjadi bahasa berkat, bukan bahasa kekacauan.
Kedua,
bernubuat. Bernubuat artinya berbicara tentang sesuatu yang akan terjadi nanti
dan akibatnya. Oleh karena itu, ketika Paulus menumpangkan tangannya, kira-kira
dua belas orang yang menerima Roh Kudus berbicara tentang masa depan. Tetapi
masa depan itu dapat terjadi, jika dimulai dari masa kini. Bernubuat tentang
masa depan kebaikan, maka, buatlah kebaikan dari masa kini. Kalau berkata
tentang masa depan yang penuh kejahatan, maka pastilah kejahatan itu dibiarkan
terjadi dari masa kini.
Penutup
Terimalah Roh kudus
yang berkarya dalam hidup kita. Terimalah dalam kepercayaan bahwa Allah yang
Tritunggal berkarya melalui Roh-Nya untuk berkata-kata dalam bahasa berkat.
Bahasa yang menuntun kepada kebenaran. Roh Kudus membuat kita untuk menjalani
kehidupan masa kini yang berkenan kepada Allah sehingga di masa depan kita
terus hidup dalam kemuliaan-Nya. (yhb)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari
mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa (ay. 20 )Markus 2:18-22 (PA)
PUASA
Puasa adalah salah
satu kebiasaan warga jemaat yang sering kita jumpai, walaupun itu bukanlah
sesuatu yang diwajibkan. Ini hanya dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu
dalam waktu-waktu tertentu. Puasa yang sering dilakukan adalah untuk menggumuli
sesuatu persoalan dan diharapkan dapat ditemukan jalan keluarnya. Apakah kita
termasuk yang sering berpuasa?
“Mempelai
laki-laki masih bersama dengan sahabat-sahabat-Nya dan karena itu mereka tidak
dapat berpuasa”. Itulah inti jawaban Yesus kepada orang-orang yang bertanya
kepada-Nya tentang puasa yang dilakukan oleh murid-murid Yohanes dan
murid-murid orang Farisi. Seharusnya mereka berpuasa, tetapi bagi Yesus, puasa
dapat dilakukan jika mempelai tidak ada lagi. Puasa memiliki pengertian untuk
merendahkan diri, bukan sekedar tidak makan. Allah yang merendahkan diri,
sementara hadir dalam diri Yesus (bnd. Fil. 2:5-11). Allah yang merendahkan
diri memancarkan kemuliaan bagi sahabat-sahabat-Nya. Puasa yang dilakukan
adalah merendahkan diri untuk tetap hidup dalam kemuliaan Allah sambil
menantikan kedatangan mempelai. Sebagai mempelai perempuan, kita sementara
menantikan mempelai laki-laki. Kita menantikan kedatangan Kristus. Berpuasalah.
Kita sementara hidup dalam kemuliaan Allah. Waktu-waktu yang kita lalui adalah
waktu rahmat Tuhan. Nikmati saat-saat itu dalam kerendahan hati.
Pertanyaan untuk
direnungkan:
1.
Apakah arti puasa
bagi kita?
2. Masihkah kita hidup dengan memancarkan kemuliaan
Tuhan?
3.
Apakah kita tetap
hidup dalam kerendahan hati? (yhb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar