- DI ATAS SEGALA NAMA
Bacaan: Filipi 2:5-11 NATS: Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Matius 1:21)
Apabila Anda tahu dengan pasti bahwa Anda akan kehilangan suara dan tidak akan pernah dapat berbicara lagi, maka kata terakhir apa yang ingin Anda ucapkan?
Seorang laki-laki yang menderita kanker tenggorokan akan menjalani operasi yang akan menyelamatkan hidupnya, tetapi ia akan kehilangan suaranya. Persis sebelum pembedahan dilakukan, ia meluangkan waktu bersama istrinya untuk menyatakan cintanya. Ia melakukan hal yang sama kepada putrinya.
Kemudian, ia meminta dokter yang menanganinya untuk memberitahukan kapan persisnya obat bius akan membuatnya tidak sadarkan diri. Ketika laki-laki tersebut berbaring tenang untuk tidur, ia kemudian berkata dengan sangat jelas, "Yesus! Yesus!" Itulah kata terakhir yang dipilihnya untuk diucapkan di dalam hidup ini -- "Yesus!"
Seberapa berartikah nama Yesus bagi kita? Nama-nama lain, seperti nama orang-orang yang kita cintai, jelas sangat besar artinya. Akan tetapi, bagi kita yang ditebus oleh kasih karunia Allah, nama Yesus adalah nama yang paling berarti. Demikian pula bagi Bapa surgawi kita. Bapa "sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada ... dan segala lidah mengaku, 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Filipi 2:9-11).
Di sepanjang perjalanan sisa hidup kita dan sampai selama-lamanya, marilah kita mengagungkan nama yang ajaib, yaitu Yesus --VCG
NAMA YESUS SANGAT BERHARGA BAGI MEREKA YANG MENGENAL-NYA DAN TIDAK ADA ARTINYA BAGI MEREKA YANG MENOLAK-NYABenjamin Nara LuluBERBUAT BAIK
Bacaan: 1Petrus 3:8-17 NATS: Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat (1Petrus 3:17)
Yusuf (bukan nama sebenarnya) adalah contoh perwira militer yang terpercaya. Ia naik pangkat di angkatan bersenjata negaranya sampai ke tingkat kolonel dalam tugas khusus. Dengan pangkat ini datanglah kesempatan, yang baik maupun buruk.
Ketika Yusuf ditempatkan di sebuah wilayah yang diguncangkan oleh perdagangan narkoba, ia berniat menegakkan keadilan di wilayah yang bermasalah ini. Ia dan pasukannya mulai menangkap para penjahat untuk melindungi masyarakat. Beberapa atasannya yang korup dan mendapat suap dari para bandar narkoba, memerintahkannya untuk menutup mata agar mereka dapat mengedarkan obat-obat terlarang itu. Berulang kali ia menolak melakukannya sampai akhirnya ia ditahan dan di penjara selama 8 tahun -- karena melakukan kebaikan.
Sayangnya, kita hidup di dunia di mana kadang kala berbuat baik justru mengakibatkan penderitaan. Hal ini nyata bagi Yusuf; upah atas jasanya melayani rakyat adalah dipenjarakan dengan tidak adil.
Rasul Petrus, yang juga dipenjara karena melakukan kebaikan, memahami sakit hati seperti itu. Ia memberi kita cara pandang ini: "Lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat" (1Petrus 3:17).
Ketika Yusuf menceritakan apa yang diajarkan Allah kepadanya di penjara, saya tahu keadilan Allah tidak dapat dihalangi oleh kejahatan manusia. Berbuat baik tetap menyenangkan dalam pandangan-Nya -- bahkan ketika kita diperlakukan semena-mena oleh dunia karena melakukan kebaikan --WEC
SUKACITA KARENA BERBUAT BAIK MUNGKIN SATU-SATUNYA UPAH YANG KITA TERIMA -- TETAPI ITU PATUT DILAKUKAN!
Sabtu, 27 Desember 2014
Renungan Oleh : Pdt. Benjamin Nara Lulu Sekretaris Majelis Sinode GMIT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar